nusakini.com - Ribuan mahasiswa jurusan pertanian dari berbagai perguruan tinggi di tanah air dikerahkan Kementerian Pertanian untuk mendampingi petani meningkatkan produksi pangan nasional.

Pada tahun 2016 sebanyak 2.149 orang mahasiswa, 219 orang dosen dan  146 orang supervisor kita libatkan untuk mendapingi petani menerapkan teknologi anjuran agar produksi pangan nasional meningkat,” kata Pending Dadih Permana Kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan di Jakarta.

Program pendampingan mahasiswa di sentra produksi pangan dilakukan Kementan sebagai salah satu upaya untuk mencapai swasembada pangan.  Kegiatan yang dilakukan  dalam pendampingan ini yakni membantu dan mendampingi penyuluh pertanian dalam melakukan latihan dan kunjungan, menggerakkan kelompok tani untuk menerapkan teknologi tepat guna, menguatkan kapasitas kelembagaan petani melalui pengembangan organisasi dan manajemen poktan/gapoktan serta membangun jejaring agribisnis dan kemitraan antar pelaku utama dan pelaku usaha.

“Mahasiswa bersama-sama dengan penyuluh pertanian dan juga masyarakat desa meningkatkan kemampuan kelembagaan petani dalam mengelola penyuluhan pertanian melalui pengembangan pos penyuluhan desa (posluhdes) yang dikelola secara partisipatif,” tambah Dadi.

Program pendampingan mahasiswa ini jelasnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2015 dan akan berlanjut sampai dengan tahun 2017, dengan target pencapaian swasembada pangan utama pada 3 komoditas unggulan yaitu padi, jagung dan kedelai.
“Untuk tahun 2017, sasaran program yang akan dikawal selain pertanian (padi, jagung dan kedelai) juga mengawal upaya peningkatan produktivitas daging sapi menuju swasembada daging melalui  Program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB),” tambahnya.
 Jumlah mahasiswa pada program pendampingan mahasiswa tahun 2017 adalah sebanyak 2.200 orang mahasiswa dan 220 orang dosen.

Secara nasional, Kementerian Pertanian memprogramkan,  petani sebagai produsen pangan, harus memiliki kemampuan untuk memproduksi pangan secara mandiri sekaligus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan usahatani dan keluarganya. “Untuk progam ini, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melaksanakan Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu (GP2T). Gerakan ini merupakan langkah terorganisir untuk membangun, mendorong, dan memotivasi kelompoktani/organisasi pemerintah akan potensi yang dimilikinya untuk bersama-sama meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani,” jelasnya. 

GP2T dilakukan dengan mensinergikan program Direktorat Jenderal Teknis (benih, pupuk, alsintan), Badan Penelitian dan Pengembangkan Pertanian (teknologi spesifik lokasi dan tepat guna, kalender tanam, pola tanam jajar legowo), dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (penyuluhan, bimbingan teknis, monitoring danevaluasi).
Perguruan tinggi yang terlibat dalam program ini yakni Pertama, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian yang tersebar di 7 lokasi yaitu STPP Medan-Sumatera Utara, STPP Bogor-Jawa Barat, STPP Magelang Jurluhnak-Jawa Tengah, STPP Magelang Jurluhtan-Yogyakarta, STPP Malang-JawaTimur, STPP Gowa-Sulawesi Selatan, dan STPP Manokwari-Papua Barat.
Kedua,   melibatkan civitas akademika dari 15 Perguruan Tinggi Negeri yaitu Universitas Syiah Kuala-Aceh, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas-Padang, Universitas Sriwijaya-Palembang, Universitas Lampung, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa-Banten, IPB- Bogor, Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Universitas Lambung Mangkurat- Kalimantan Selatan, UniversitasTanjungpura-Kalbar, Universitas Brawijaya-Jatim, Universitas Udayana-Bali, Universitas Mataram-NTB, Universitas Hasanuddin-Makassar, dan Universitas Tadulako-Sulteng. (km/eg)